icon

LensaDaily.com

Kategori Berita

Cabang Berita

Pilih Tema:

Lainnya

Tembakau Deli Jadi Kajian Mahasiswa UNIMED, Harus Dipertahankan sebagai Warisan Sejarah

LensaDaily - Tembakau Deli menjadi bahan kajian sejarah mahasiswa jurusan sejarah, Universitas Negeri Medan (UNIMED) baru-baru ini. Sekitar 50 mahasiswa tingkat akhir UNIMED melakukan kunjungan langsung ke kebun tembakau Deli di kebun Helvetia.‎‎Dipimpin langsung Guru Besar Sejarah UNIMED, Prof DR Phill Ichwan Azhari dan Pidia Amelia, mahasiswa diterima langsung Manejer Unit Tembakau Hendri Hutabarat didampingi Asisten Tanaman Supriadi dan Asisten Teknik Saputra. â€Žâ€ŽDalam kesempatan itu, Manajer Unit Tembakau Hendri Hutabarat, Selasa (3/6/2925) menjelaskan bagaimana proses penanam tembakau Deli yang dilaksanakan saat ini, mulai proses penyiapan lahan sampai penanaman dan panen.‎‎ISTIMEWA‎Tembakau Deli menurut Hutabarat, merupakan tanaman tropis yang istimewa sejak dikembangkan di era Kolonial 1863 di Deli. Saat ini PT Perkebunan Nusantara 1 Regional 1 yang dulu dikenal sebagai PTPN 2 adalah pewaris tanaman bergengsi di pasar internasional itu. â€ŽMeski tidak seluas di masa jayanya, PTPN 1 Regional 1 saat ini mencoba membudidayakan tembakau Deli tidak hanya sebatas untuk memproduksi daun tembakaunya tapi juga melakukan hilirisasi untuk diolah menjadi cerutu.‎‎Di musim tanam 2025 ini PTPN 1 Regional 1 menanam tembakau Deli di areal 20 hektar kebun Helvetia yang dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama, seluas 10 hektar sudah selesai dipanen dan saat ini memasuki masa permentasi di gudang sortasi Tandem. Sementara tahap kedua seluas 10 hektar sudah berusia 25 hari dan akan mulai dipanen sekitar dua pekan ke depan.‎‎Prof DR Phill Ichwan Azhari mengakui para mahasiswa Sejarah UNIMED ini memang sengaja diajak untuk melakukan kajian tentang tembakau Deli sebagian dari kuliah lapangan mereka. â€Žâ€Ž"Apalagi mereka adalah generasi 2000-an yang semuanya baru kali ini melihat langsung kebun dan proses penanaman tembakau. Sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagi mereka," ujar Ichwan Azhari.‎‎Pihaknya mengaku sangat berterimakasih kepada PTPN 1 Regional 1, yang membuka pintu selebarnya untuk melakukan kuliah lapangan kali ini. "Ke depannya mungkin akan muncul gagasan kerjasama lain seperti membuat event tentang tembakau Deli yang berpusat di sekitar kebun Helvetia. Sehingga kawasan ini bisa menjadi objek wisata agro sekaligus sejarah tentang tembakau Deli, khususnya," tambah Ichwan Azhari, sejarawan yang memiliki konsern yang tinggi tentang sejarah tembakau Deli di Sumatera Timur. "Tembakau Deli harus terus dipertahankan sebagai warisan sejarah," katanya.(Deliserdang)

15 jam yang lalu

Provinsi Sumut Berhasil Membentuk 6.110 Koperasi Merah Putih di Seluruh Desa/Kelurahan

LensaDaily - Provinsi Sumatera Utara (Sumut) berhasil membentuk 100% atau 6.110 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Hal ini sesuai dengan target pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di seluruh Desa dan Kelurahan di Provinsi Sumut. Tim Satuan tugas (Satgas) yang dipimpin Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution berhasil melakukan percepatan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih melalui musyawarah Desa/Kelurahan khusus yang membahas pembentukan Koperasi Merah Putih. Demikian disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumut Naslindo Sirait kepada wartawan, Minggu (1/6) di Medan. “Ini merupakan instruksi langsung Presiden Prabowo No.9 Tahun 2025 dalam menggerakkan dan memperkuat ekonomi desa melalui pembentukan koperasi berbasis gotong royong. Hal ini juga disampaikan gubernur pada saat rapat koordinasi dengan seluruh Bupati dan Walikota se -Provinsi Sumatera Utara,” ujar Naslindo.Dijelaskannya, sampai batas  terakhir pelaksanaan Musyawarah Desa Khusus dan Musyawarah Kelurahan Khusus tanggal 31 Mei 2025, telah terlaksana dengan baik dan lancar di 33 Kabupaten/Kota dengan  6.110 Desa dan Kelurahan. â€śSeluruhnya terbentuk Koperasi Merah Putih. Tidak ada satu desa dan kelurahan yang tidak terbentuk,” jelasnya Lebih lanjut dijelaskan Naslindo, bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, satu bulan kedepan akan mendorong Koperasi Merah Putih yang sudah terbentuk untuk segera mengajukan pengesahan Badan Hukum Koperasi ke Kementerian Hukum RI. â€śDalam waktu yang bersamaan, Pemprov Sumut juga akan menyiapkan Koperasi Desa/Kelurahan untuk menjadi Koperasi Merah Putih Percontohan. Harapan Gubernur Sumut Bobby Afif Nasution koperasi yang sudah dibentuk dapat segera diaktifkan dan operasional usaha koperasi dapat dijalankan dengan mengajak masyarakat aktif jadi anggota koperasi,” tutupnya.(Medan)

3 hari yang lalu

Dorong Kewirausahaan Baru, Gubsu Bobby Nasution Akselerasi 1.700 UMKM

LensaDaily – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution terus mendorong tumbuhnya kewirausahaan baru dan peningkatan level UMKM. Lewat program Fast Track Youngpreneur (FYP) 2025, Bobby Nasution mengakselerasi 1.700 UMKM.UMKM, menurut Bobby Nasution, memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumut. Berdasarkan data BPS, 60% populasi Sumut merupakan kelompok usia produktif (sekitar 9 juta jiwa) dan ini merupakan potensi besar untuk kewirausahaan.“Sekitar 5% dari usia produktif tersebut menjadi wirausaha aktif, berarti ada sekitar 450.000 usaha baru, kalau usaha tersebut rata-rata butuh 2-3 karyawan maka diperlukan 1,3 juta tenaga kerja, dampaknya itu akan sangat besar, negara maju itu rata-rata sekitar 4,5% populasi produktifnya berwirausaha dan itu saja dampaknya sangat besar,” kata Bobby Nasution, saat acara Kick of Program Fast Track Youngpreneur (FYP) di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30, Medan, Senin (26/5).Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2028-2029 sebesar 8%. Angka ini, menurut Bobby, bisa terwujud bila setiap daerah memberikan kontribusi kuat untuk perekonomian, termasuk Sumut.“Dari 8% target nasional, kira-kira Sumut berkontribusi 6,8%-7,2% pertumbuhan ekonomi, untuk mencapai itu butuh investasi, kalau hitungan BI Rp58 triliun (per tahun), hitungan Kadin dan Pemprov Rp100 triliun, dan itu tidak hanya dari industri besar, tetapi juga dari teman-teman UMKM,” kata Bobby Nasution.Karena itu, Pemprov Sumut berupaya untuk terus mendorong pertumbuhan dan peningkatan level UMKM. Caranya lewat program-program khusus, kebijakan, pembukaan centra UMKM, mempermudah akses menjadi mitra pemerintah dan lainnya. â€śPemprov Sumut harus bisa menjaga ekosistem pelaku usaha, dunia usaha khususnya pelaku UMKM ini bisa survive, bisa meningkat, seperti program FYP ini yang bertujuan untuk meningkatkan mental entrepreneur di kalangan anak muda,” kata Bobby Nasution.Kegiatan FYP sendiri, menurut Kepala Dinas Koperasi UKM Naslindo Sirait bertujuan untuk mengakselerasi 1.700 pelaku UMKM. Dengan harapan, pelaku UMKM baik yang pemula atau yang sudah mapan bisa membuka lapangan usaha  baru atau meningkatkan skala usaha."Untuk mewujudkan ini kita merancangnya secara komperhensif di mana menu yang dilatihkan untuk menjawab apa yang menjadi kebutuhan UMKM," kata Naslindo Sirait.Salah satu peserta FYP Veronica Zebua, mengaku acara FPY membuatnya lebih percaya diri memasarkan produknya. Ditambah dukungan dari Gubernur Bobby Nasution yang menguntungkan UMKM."Awalnya kurang PD (percaya diri) karena saya pemula sekali, sekarang udah PD habis ikut pelatihan, apalagi Pak Bobby memberi dukungan penuh, saya makin percaya diri, mudah-mudahan cepat terimplentasi yang di programkan Pak Bobby," kata Veronica Zebua, pelaku UMKM kue kacang asal Lubukpakam.Hadir pada acara ini Asisten Deputi Pendamping Inovasi dan Keberlanjutan Usaha Kementrian UMKM dan Koperasi Edhi Kusdiyarwoko, Konjen Negara Sahabat dan bupati/walikota se-Sumut. Hadir juga Founder Kebab Turki Baba Rafi, Founder Tanya Mentor serta OPD terkait Pemprov Sumut.(Medan)

26 Mei 2025

Bobby Nasution Putuskan Intervensi Penanganan Hama Lalat Buah Secara Masif

LensaDaily – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) akan turun langsung menangani hama lalat buah yang menghantui petani jeruk Sumut. Ini bertujuan untuk mengembalikan kejayaan Jeruk Karo, yang pernah menjadi primadona di Indonesia.Hama lalat buah yang mengganggu petani Jeruk Karo mulai meresahkan sejak tahun 2014, membuat harga komoditas ini turun drastis. Selain harga, produksi jeruk di Karo juga mengalami depresiasi sekitar 40-50%, sehingga petani enggan menanam jeruk.“Langkah pertama kita akan intervensi serangan lalat buah, tetapi tentu kita akan mendata, menyusun teknis penanggulangannya yang paling tepat dan sosialisasi kepada masyarakat, karena ini harus dilakukan serentak, bersama-sama,” kata Gubernur Sumut Bobby Nasution, saat memimpin Rakor Produksi dan Hilirisasi Komoditas Jeruk di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30, Medan, Rabu (21/5).Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, sampai saat ini 87,1% lahan pertanian jeruk terkena serangan lalat buah. Ini membuat petani-petani jeruk semakin enggan untuk kembali menanam jeruk.“Saat ini produsen terbesar jeruk itu Jawa Timur dan Sumut masih nomor dua, bayangkan dengan keadaan kita seperti inipun kita masih nomor dua, kalau kita maksimalkan kita bisa nomor satu, bahkan diperhitungkan secara internasional,” kata Bobby Nasution.Pakar Kultur Jaringan, Prof Luthfi Aziz Mahmud Siregar mengatakan, selain teknologi, salah satu yang terpenting dalam penanganan hama ini adalah kesadaran petani. Sehingga dibutuhkan pendampingan kepada petani agar mengelola tanaman jeruknya secara profesional.“Penanganan lalat buah ini harus dilakukan bersama-sama, bukan hanya di lahan jeruknya saja, tetapi juga bumpernya, zona di sekitar lahan pertanian jeruk dan juga petani juga paham harus melakukan apa, sadar akan pentingnya mengelola jeruknya dengan baik, misalnya membersihkan buah yang jatuh karena hama, memperhitungkan sanitasi dan lainnya,” kata  Luthfi Aziz Mahmud Siregar, yang hadir pada Rakor tersebut.Bupati Karo Antonius Ginting mengatakan, pihaknya sangat bersyukur adanya perhatian pemerintah pusat dan Pemprov Sumut menangani hama jeruk. Menurutnya, mengembalikan kejayaan Jeruk Karo adalah mimpi masyarakatnya, yang sampai saat ini belum terwujud.“Kami sangat bersykur pemerintah pusat, pemerintah provinsi memberikan atensi besar pada masalah ini, mudah-mudahan dalam enam bulan ke depan kita sudah bisa lihat hasilnya, bila sukses, produksi jeruk akan meningkat lebih dari 40%,” kata Antonius Ginting.Hadir pada rakor ini Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih, Wakil Bupati Pakpak Bharat Mutsyuhito Solin dan Wakil Bupati Dairi Wahyu Daniel Sagala. Hadir juga Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Rajalai dan OPD terkait Kabupaten Karo, Pakpak Bharat, Dairi, dan Simalungun. (Medan)

21 Mei 2025

Pemprov Sumut Segera Bentuk Satgas, Dukung Percepatan Pembentukan Koperasi Merah Putih

LensaDaily – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) memberikan dukungan penuh upaya mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP). Langkah pertama yang dilakukan adalah pembentukan Satgas KDMP di jajaran kabupaten/kota dan provinsi.KDMP merupakan program pemerintah pusat untuk menggalakkan perekonomian dari tingkat desa/kelurahan yang ada di Indonesia. Sehingga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.“Sesuai dengan arahan Menteri Dalam Negeri, kita akan percepat pembentukan Satgas Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, sehingga implementasi program ini bisa terlaksana sesegera mungkin,” kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut M Armand Effendy Pohan usai mengikujti secara virtual Rakor Pengendalian Inflasi 2025, dari Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30, Medan, Senin (19/5).Effendy Pohan optimis, program ini akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Sumut. Dana yang dikucurkan untuk program KDMP sekitar Rp300 triliun, sehingga akan membuat perputaran uang di tingkat desa/kelurahan akan meningkat.“Tidak main-main, Rp300 T untuk seluruh KDMP, jadi akan ada dana tambahan yang akan berputar di tingkat desa, kita optimis ini akan memberikan dampak besar untuk perekonomian kita,” kata Effendy Pohan.Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan KDMP membutuhkan dorongan dan dukungan dari pemerintah daerah. Menurutnya, pemerintah daerah dapat membantu mempercepat pembentukan KDMP dari sisi anggaran. â€śKabupaten/kota dan provinsi dapat mendukung percepatan pembentukan koperasi desa/kelurahan merah putih (KDMP) dalam bentuk pembiayaan dari pos biaya tidak terduga (BTT),” kata Tito Karnavian.Sementara itu, Menko Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, saat ini Indonesia sedang fokus untuk sistem perekonomian dari desa/kelurahan. Lebih dari Rp750 triliun akan masuk ke masyarakat tahun ini.“Sebelumnya, kita sudah fokus pada infrastruktur, kemudian Pak Probowo fokus pada ketahanan pangan, Alhamdulillah, sekarang kita punya stok 3,7 juta ton, langkah berikutnya, yang sudah ketinggal jauh maksud saya, kita harus masuk ke pembangunan ekosistem ekonomi di pedesaan,” kata Zulkifli Hasan.Hadir pada rapat ini secara virtual Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala Bappenas Rachmat Pambudy dan Wamendagri Bima Arya. Hadir juga para bupati/walikota dan gubernur se-Indonesia, Plt Deputy II Kepala Staff Kepresidenan, jajaran Kemendagri dan Menko Pangan. **(Medan)

19 Mei 2025